Thursday 29 January 2009

Pena Wasiat 15

Oleh : Tjan ID

"Oooh..... rupanya kau ada maksud untuk mencegah ia memanggil diriku sebagai sunio yaa?'
'Urusan kita lebih baik jangan diberita-hukan kepadanya, janganlah membuat bocah itu tertawa geli setelah mendengarnya......"
Sorot matanya lantas dialihkan ke wajah Cu Siau hong, kemudian melanjutkan:
"Kau tetap tinggal disini sambil berjaga-jaga, bila tiada urusan penting jangan sekali-kali pergi meninggalkan gedung ini"


Sambil menjura Cu Siau hong segera mengiakan.
Sedang Ouyang.Siong segera menarik tangan Kiau Hui nio dan diajak berlalu dengan langkah lebar.
Memandang bayangan punggung kedua orang itu, diam-diam Cu Siau hong berpikir.
"Sepintas lalu kedua orang ini tampak rukun dan sayang menyayangi padahal dalam hati kecilnya saling bertentangan, entah apa yang sedang diriburkan mereka berdua? Seo-lah-olah mereka seperti lagi berusaha untuk mendapatkan sesuatu?"
Tiba-tiba saja Cia Siau hong mendapat suatu perasaan yang aneh, ia merasa pertentangan diantara kedua orang itu seakan-akan mempunyai sesuatu maksud yang sangat mendalam. bila diperhatikan lebih seksama lagi tdak sulit rasanya untuk menemukannya.
Berpikir hal ini, dia terbayang kembali diri Ngo tok giok li, akhirnya gadis itu terjatuh kembali ketangan Ti Thian hua.
Sayang keterangan dari Kiau Hui nio kurang begitu jelas, ia tidak berhasil meraba apa gerangan yang sebenarnya telah ter-jadi.
Hari itu seharian penuh Ouyang Siong dan Kiau Hui nio pergi meninggalkkan rumah, sampai malam sekali mereka baru pulang.
Cu Siau hong mendapat pelayanan yang cukup memuaskan, seorang dayang bertugas menghantar hidangan yang lezat baginya, sayang tidak disediakan arak.
Untung saja Cu Siau hong tidak begitu ge-mar minum arak.
Agaknya dayang itu bersikap amat berhati-hati terhadap Cu Siau hong, ini menyebabkan si anak muda itu semakin mempertingkat kewaspadaannya.
Begitu pulang ke rumah, Ouyang Siong segera memanggil Cu Siau hong untuk menghadap, kemudian katanya:
'Lim Gtok, mulai malam imi, aku akan mewariskan ilmu silatku kepadamu .!"
"Terima kasih suhu!" buru-buru Cu Siau- hong memberi hormat.
Setelah merendahkan suaranya, pelan-pelan Ouyang Siong berkata lagi:
'Giok ji, kau musti tahu, selama banyak tahun tak sedikit orang yang ingin menjadi muridku, tapi aku selalu tidak menyanggupi permintaan mereka, tahukah kau apa sebabnya?"
"Tecu tidak tahu"
'Pertama karena bakat baik susah didapat, aku selalu belum menemukan seseorang yang cocok untuk menjadi ahli waris bagi kepandaian silatku ini.."
"Tecu merasa beruntung sekali bisa mendapat perhatian dari suhu" buru-buru Cu Siau hong berkata lagi dengan hormat.
Ouyang Siong tertawa.
"Sayang sekali keadaan yang kau hadapi sekarang kurang begitu tenang dan tentram, disamping berlatih silat kau harus menghadapi pula banyak kesulitan"
Cu Sian hong pura-pura berlagak tidak mengerti katanya:
"Kesulitan? Apakah soal pihak Kay pang yang mengejar diriku?"
''Itu sih terhitung salah satu kesulitan diantaranya, tapi yang paling sulit untuk dihadapi sesungguhnya adalah Ti Thian hua"
Cu Siau hong semakin berlagak tidak paham, katanya keheranan:
"Bukankah dia adalah sahabat suhu?"
"Diluarnya dia memang bersikap demikian, padahal sesungguhnya dihati kecil orang itu, tak pernah menganggap diriku sebagai teman....."
Memutar kemudi menurut arah angin, Cu Siau hong segera mendengus dingin, ujarnya cepat:
"Suhu mempunyai nama serta kedudukan yang sangat terhormat dalam dunia persilatan, Ti Thi-an hua itu manusia apa? Memangnya ia sudah makan nyali harimau sehingga berani mencari gara-gara dengan suhu? "Hmm! - Betul tecu tak becus tapi aku bersedia untuk bertarung melawannya"
"Sst..Giok-ji, jangan emosi dulu" buru-buru Ouyang Siong berbisik mencegah sambil berbisik, "ilmu silat yang dimiliki Ti Thian hua tidak terhitung lemah, sekarang kau masih belum dapat merobohkannya......."
"Bagaimana dengan suhu sendiri?" sambung Cu Siau hong dengan cepat.
"Tentu saja suhu masih dapat merobohkannya"
"Baik? Tecu pasti akan berlatih ilmu dengan tekun, semoga saja dalam setahun mendatang tecu sudah berhasil mengalahkanya"
Mendengar perkataan itu Ouyang Siong, segera tersenyum.
"Anak. Giok!" katanya, "kau memiliki ketekunan yang luar biasa, juga memiliki bakat yang bagus, jika mau belajar secara bersungguh-sungguh, aku pikir didalam tiga sampai lima bulan mendatang, kau pasti bisa mengalahkannya"
"Oya. . ? '
"Padahal bukan suatu pekerjaan yang sukar untuk menghadapi Ti Thian hua, ilmu silat bocah itu lumayan, akalnya juga licik, cuma ia masih belum bisa meloloskan dari cengkeramanku, persoalan sekarang adalah kekuatan yang menunjang dibelakang punggungnya?
"Bagaimana dengan kekuatan dibelakang punggungnya"
Ouyang Siong tidak langsung menjawab, melainkan dengan sepasang matanya yang tajam bagaikan sembilu mengawasi wajah Cu Siau hong tanpa berkedip.
Cu Siau-hong berdiri tenang ditempat, wajahnya amat serius tapi kalem, sama sekali tidak nampak gentar.
Lama sekali, Ouyang Siong baru pelan-pelan berkata:
"Lim Giok, kau tahu tentang peraturan dalam tubuh Kay-pang?"
"Setia kepada perguruan dan menegakkan keadilan bagi umat manusia!"
"Maka dari itu, anak murid Kay-pang jarang ada yang menghianati perkumpulannya"
"Apa yang pernah diucapkan Tan tianglo memang betul, jika anak murid Kay pang berhianat maka tiada tempat untuk bercokol lagi baginya didunia ini, jika suhupun menaruh rasa curiga kepada tecu, biarlah sekarang juga tecu mohon diri'
"Kau hendak kemana?"'
Cu Siap hong segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Entahlah, saat ini aku hanya meninggalkan Kay pang dan belum melakukan suatu penghianatan, aku pikir mereka pun belum tentu bertekad hendak menghabisi nyawaku"

Ouyang Siong segera manggut-manggut.
"Lim Giok, kau sudah jadi anak muridku!' katanya.
' Tecu mengerti"
"Bila raja memerintahkan menterinya mati, jika menteri itu tidak mati maka itu merupakan sesuatu yang tidak setia. bagaimana pula dengan perintah guru terhadap muridnya ... ."
"Silahkan suhu menurunkan perintah, bila tecu dapat melaksanakannya, pasti tak akan kutolak"
"Pergilah untuk membawa pulang dua buah batok kepala manusia, entah apapun kedudukan mereka pokoknya dia adalah murid Kay pang, hal ini sudah lebih dari cukup!"
"Soal ini tidak sulit untuk kulaksanakan, selain itu juga dapat memperlihatkan kesetiaan tecu kepada suhu, cuma sebelum tecu melaksanakan tugas ini, suhu musti mempersiapkan dahulu suatu hal"
"Mempersiapkan apa? '
"Meninggalkan kota Siang yang, setelah dua orang anggota Kay pang terbunuh, sulit bagi kita untuk menghilangkan jejak, pihak Kay pang pasti akan mengerahkan se-genap kekuatannya untuk melakukan pencarian''
"Lantas menurut pendapatmu?"
"Tecu hanya bisa mengemukakan suatu pendapat yang bodoh saja, silahkan suhu yang memutuskan"
Ouyang Siong termenung sejenak, kemudi-an ia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh....haaahhh.. haaahhh.... hayo jalan, kita menuju ke halaman tengah"
Untuk sesaat Cu Siau hong belum dapat meraba maksud hati lawan. tapi iapun tidak banyak bertanya lagi, dengan mengikuti -dibelakang Ouyang Siong ia menuju ke ha-laman tengah.
Ternyata Ouyang siong mulai menurunkan pelajaran silat kepadanya, cuma yang diajarkan hanya satu jurus.
Jurus itu merupakan suatu jurus serangan yang penuh dengan pelbagai perubahan, sekalipun hanya satu jurus belaka tapi membutuhkan waktu hampir satu jam lebih untuk menerangkannya.
Padahal Cu Siau hong telah manguasahinya sedari tadi, cuma ia tak berani terlalu memperlihatkan kepintarannya itu. maka sesudah mengulur waktu hampir satu jam lamanya dia baru berlagak seakan-akan baru saja memahaminya.
Diluar dugaan ternyata keberhasilan itu memperoleh pujian dari Ouyang Siong, dianggapnya sebagai manusia yang amar berbakat sebab tidak terlalu banyak manusia di dunia ini yang bisa memahami perubahan jurus serangan itu hanya didalam satu jam sa-ja kecuali dasar ilmu silat yang dimiliki orang itu sudah mencapai tingkatan yang luar biasa.
Ia tidak menerangkan apa nama jurus serangan itu dan bagaimana cara penggunaannya, sedangkan Cu Siau hong juga tidak ba-nyak bertanya. meski demikian ia cukup mengerti bahwa jurus serangan tersebut tak lain adalah jurus pertama dari Siu hun-jit-cisu yang paling diandalkan Ouyang Siong dalam dunia persilatan.
Sekalipun begitu, Cu Siau hong tidak mengutarakannya keluar
Ouyang Siong amat puas dengan keberhasilan Cu Siau hong, sambil manggut-manggut katanya.
"Lim Giok, kau memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam menganalisa persoalan, tak disangka kaupun memiliki bakat yang luar biasa dalam mempelajari ilmu silat, dengan kemampuan semacam ini bila harus terbenam dalam kantor cabang Kaypang di kota Siang-yang dalam jangka waktu yang lama, sesungguhnya hal ini terlalu disayangkan"
"Tecu bisa mendapat kasih sayang suhu, hal ini sungguh membuat tecu merasa berterima kasih" . ..
Tiba-tiba paras muka Ouyang Siong berubah menjadi amat serius, katanya lagi:
"Baik-baiklah melatih diri sendiri! Akan kulihat sampai kapan jurus pertama ini berhasil kau kuasahi dengan sempurna, saat itulah baru bisa kutetapkan untuk mewariskan jurus yang kedua"
"Tecu terima perintah!"
Ketika Ouyang Siong kembali ke dalam kamarnya, seorang diri Cu Siau hong kembali ke kebun dan melatihnya sekali lagi.
Cuma kali ini dia melatih dengan sesungguhnya tak heran kalau permainan itu bisa dilakukan ja-uh lebih indah dan mengagumkan.
Waktu berlalu dengan cepatnya, dalam sekejap mata tiga hari sudah lewat tanpa terasa.
Didalam tiga hari ini Cu Siau hong telah mendapat pelajaran jurus kedua.
Terhadap kemajuan yang terlalu cepat ini Ou-yang Song merasa terkejut bercampur heran, tapi pengawasan yang dilakukan terhadap pemuda itupun semakin diperketat.
Diam-diam Cu Siau hong mengeluh dihati dan membuatnya mempertinggi kewaspadaannya, bila terlampau cepat ia menguasahi kepandaian yang diajarkan kepadanya, mungkin hal ini akan semakin memancing kecurigaan Ouyang Siong terhadap dirinya.
Diapun cukup mengerti, Ouyang Siong maupun Kiau Hui nio adalah rase-rase yang sudah lama melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, salah sedikit saja dalam setiap tindakan, bisa jadi rahasianya akan ketahuan lawan.
Maka sejak itu bukan saja ia berusaha keras untuk menutupi keberhasilannya dalam ilmu silat diapun berusaha keras mengendalikan kegelisahan dalam hatinya.
Ia bertekad untuk mulai berusaha menghindari segalaa kesempatan yang bisa menimbulkan kecurigaan orang terhadap dirinya.
Tiga hari kembali sudah lewat, sebagaimana masa-masa lalu, toko kain Liong siang pu ceng tetap tenang seperti sedia kala, Ouyang Siong juga jarang keluar rumah, adalah Kiau Hui nio yang seringkali pergi meninggalkan gedung itu.
Hari kelima ketika sedang bersantap malam, tiba-tiba tampak Kiau Hui nio pulang dengan langkah tergopoh-gopoh, wajahnya kelihatan sangat tegang ........
Waktu itu Ouyang Siong sedang duduk diruang tengah sambil memberi petunjuk ilmu silat kepada Cu Siau hong. kini Cu Siau hong telah menguasahi tiga jurus serangan.
Begitu menyaksikan paras muka Kiau Hui nio, Ouyang Siong segera menyadari kalau urusan agak gawat, buru-buru dia melompat bangun sambil katanya:
"Hui nio, apa gerangan yang telah terjadi?"
Dengan wajah serius Kiau Hui nio menghembuskan napas panjang, kemudian berkata:
"Beberapa hari belakangan ini, dikota Siang yang telah terjadi suatu peristiwa besar, ketua Kay pang dan kaucu Pay kau telah berdatangan semua kekota ini, konon kedua tokoh persilatan yang memiliki perkumpulan paling besar ini telah datang dengan membawa, sejumlah anak buahnya yang paling kosen dan lihay, agaknya mereka telah berte-kad untuk menyelidiki peristiwa berdarah yang menimpa perguruan Bu khek-bun.

Cu Siau hong menundukkan kepalanya rendah-rendah, kemudian diam-diam bergeraklak dari situ dan keluar dari ruangan.
"Berhenti!" Ouyang Siong segera membentak keras, "mau kemana kau .....?'
"Suhu berdua sedang membicarakan masalah besar yang menyangkut dunia persilat-an, tecu merasa tidak pantas untuk ikut menguping disini ....." "Kau harus ikut mendengarkan, sebab masalah besar dalam dunia persilatan ini mempengaruhi setiap umat persilatan yang berada dalam dunia ini '
'Tecu turut perintah!"
Pelan-pelan dia berjalan kembali ketempat semula.
"Giok ji" kembali Ouyang Siong berkata "kau berasal dari Kay pang, tentunya kau memahami urusan Kay pang lebib baik dari siapapun, aku masih ingin mendengarkan pendapatmu tentang persoalan ini"
"Asal tecu tahu pasti akan tecu katakan!" ce-pat-cepat Cu Siau hong menjawab.
Ouyang Siong berpaling dan memandang sekejap kearah Kiau Hui nio, kemudian katanya:
"Teruskan lebib jauh. Pay kau dan Kay pang telah melakukan gerakan apa saja, bagaimana pula sikap Ti Thian hua terhadap persoalan tersebut..'
"Gerakan apakah yang telah dilakukan pihak Kay pang dan Pay kau, hingga saat ini masih belum begitu tahu- jawab Kiau Hui nio, "tapi bila dilihat dari jumlah anggota yang mereka bawa beserta kehadiran pemimpin kedua partai tersebut dapat diketahui bahwa operasi yang bakal mereka lakukan kali ini tentu mempunyai kekuatan yang lu-ar biasa, aku percaya suatu ketika mereka pasti dapat menyelidiki duduk persoalan yang sesungguhnya.
"Bagaimana dengan Ti Thian hua? Apa yang dia ucapkan?"
"Ia masih saling mempertahankan diri bersama Ngo tok giok li. rupanya kedua belah pihak sama-sama tak mau mengalah, hingga kini ia masih belum mengetahui peristiwa ini"
''Mereka berdua masih belum mampus?'
"Yaa, Ngo tok giok li telah memberi obat penawar kepadanya untuk memperpanjang daya kerja racun tersebut didalam tubuhnya sehingga ia masih bisa mempertahankan hidupnya, sedangkan dia sendiripun belum mencelakai jiwa Ngo tok giok li, kedua belah pihakpun saling bertahan hingga kini"
"Cara apakah yang telah dipergunakan Ti Thian hua untuk melukai Ngo tok giok li"
"Konon semacam ilmu menutup aliran jaltan darah, setiap empat jam, Ti Thian hua harus menggantikan dua buah jalan darah Ngo tok giok li yang tertotok dengan dua buah jalan darah lainnya"
"Hong-hiat jiau hoat (ilmu menutup aliran jalan darah)?"
"Benar.. itulah semacam ilmu khusus yang sangat lihay, andaikata lewat empat jam maka luka diatas jalan darah yang tertotok itu akan mulai bekerja, akibatnya delapan jam kemudian korban akan muntah darah sampai mati''
"Maka dari itu, kedua belah pihak saling ber-tahan terus, siapapun tak mau mengaku kalah dan siapapun tidak takut menghadapi kematian"
"Kenyataanya memang demikian"
"Maka kau harus mencari akal untuk memberitahukan persoalan ini kepada Ti Thian hua, dan coas dengarkan bagaimana pendapatnya, aai ... ....! Andaikata kita masih belum beradu muka dengan Tan Tiang kim, Hay yok wong serta Pek Bwe sekalian, persoalan ini benar-benar akan diluar sangkaan siapapun, paling tidak kita masih bisa mengulur waktu sekian lama, sayang kita terlalu gegabah sehingga berani menampilkan diri, bahkan telah mengakui pula persoalan itu ......"
Itulah sebabnya masalah yang sedang kita hadapi sekarang sudah mencapai tingkatan yang sangat gawat kau musti buru-buru mencari akal baik untuk menanggulanginya" sambung Kiau Hui nio.
Pada saat itulah tampak seorang pelayan masuk dengan langkah tergopoh-gopoh, kemudian berkata: "Diluar sana telah datang dua orang pengemis, mereka bersikeras hendak menjumpai nona Kiau"
Mendengar ucapan tersebut paras muka Kiau Hui nio segera berubah hebat, tukasnya:
"Orang orang Kay pang....'
"Bagaimana jawaban kalian? ' sela Ouyang Siong pula.
"Ji ciangkwe sedang menghadapi mereka, kami bersikeras mengetakan bahwa disini tak ada orang yang bernama nona Kiau, tapi apapun yang kami ucapan kedua orang pe-ngemis itu tak mau juga percaya, mereka bersikeras mengatakan telah melihat nona Kiau memasuki gedung ini"
Ouyang Siong segera berpaling dan memandang sekejap ke arah Kiau Hui nio, ke-mudian ujarnya:
"Kau telah dikuntit mereka!"
"Tapi aku sudah bersikap cukup berhati-hati!"
"Suhu, kita tak bisa menyalahkan Kiau cianpwe' kata Cu Siau hong pula, anggota Kay pang tak terhitung jumlahnya, tiada lu-bang yang tak dapat mereka tembusi, kepandaiannya mencari orang sudah tiada kedua-nya didunia ini"
Ouyang siong termenung dan berpikir sebentar, kemudianujarnya kepada pelayan itu:
"Beritahu kepada mereka, disini tidak ada nona Kiau, kalau tidak percaya mereka boleh masuk untuk menggeledah, tapi jangan sekali kali sampai beradu kekerasan dengan mereka"
Pelayan itu segera mengiakan dan berlalu dari sana.
Tiba-tiba Ouyang Siong bertanya.
"Lim Giok, apakah kau pandai ilmu didalam air? "Tecu tidak bisa" Cu Siau hong segera menjawab.
"Kalau begitu tutup pernapasanmu dan menye-lam saja kedalam"
Walaupun Cu Siau hong sangat keheranan namun dia tidak banyak bertanya.
Ouyang Siong berjalan menuju kedepan sebuah sumur ditengah kebun bunga, lulu sambil tertawa melompat masuk kedalam sumur itu.
Cu Siau hong mengerutkan dahinya tapi tanpa berbicara diapun turut terjun kedalam air.
Air didalam sumur itu sangat dalam begitu tercebur kedalam air kepalanya langsung tenggelam kebawah.
Cu Siau hong memang benar-benar tak paham ilmu dalam air, begitu mencebur ke sumur dia lantas terbatuk-batuk.
Tiba-tiba dari balik air itu muncul sebuah tangan, lalu sambil mencengkeram pergelangan tangan kanan Cu Siau hong menariknya ke sam-ping.
Cu Siau hong tidak meronta atau melakukan perlawanan, padahal selama berada didalam air dia memang tak mampu meronta ataupun melakukan perlawanan apapun.

Kekuatan dari tangan yang menarik tubuhnya i-tu sangat besar, dengan cepat badannya diseret ke bawah permukaan air.
Mendadak Cu Siau hong merasa telah terlepas dari kurungan air, kemudian terdengar Ou-yang Siong berkata:
"Lim Giok, kau boleh membuka matamu sekarang!"
Cu Siau hong menurut dan segera membuka sepasang matanya.
Ternyata dimana dia berada sekarang adalah sebuah lorong panjang yang gelap gulita.
Tempat itu tiada air.
Cu Siau hong menghembuskan napas panjang, setelah memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu dia bertanya:
"Suhu dimanakah kita berada sekarang?"
"Tempat ini adalah sebuah ruang rahasia" jawab Ouyang Siong sambil tersenyum" 'sekalipun pangcu dari pihak Kay pang datang sendiri ketempat ini juga jangan harap bisa menemukan tempat persembunyian kita sekarang"
Cu Siau hong menarik napas panjang, ia merasa udara disitu segar dan mengalir, satu ingatan segera melintas didalam benaknya, dengan cepat pikirnya.
'Heran apa yang telab terjadi? Tampaknya perputaran udara ditempat ini sangat baik, itu berarti disini ada tempat yang tembus dengan udara diatas."
Sementara dia masih berpikir, Ouyang Siong telah berkata kembali:
"Tempat ini dibuat secara khusus dan istimewa, orang Kay pang tak akan menyangka kalau kita bisa berada ditengah sumur.
"Suhu, apakah ditempat ini tiada jalan tembus ketempat lain?"
Ouyang Siong tertawa.
"Tidak ada" sahutnya, "bila ada jalan tembusnya, dengan kemampuan yang dimiliki orang-orang Kay pang, bukankah dengan cepat tempat persembunyian ini akan ditemukan oleh mereka?"
Mendengar keterangan itu Cu Siau hong lantas manggut-manggut.
"Ehmm... benar juga perkataan suhu!, sahutnya.
Tak lama kemudian tergopoh-gopoh Kiau Hui nio juga sampai ditempat itu.
Dalam pada ituCu Siau hong telah memeriksa dengan jelas keadaan didalam ruangan tersebut, Rupanya didalam tempat itu terdapat sebuah lorong rahasia pada kedalaman delepan depa, lorong itu berliku liku dan menjorok keatas permukaan karena ruangan tersebut berada jauh diatas permukaan air sumur, itulah sebabnya tempat itu sama sekali bebas dari pengaruh air sumur.
Sementara itu mereka sedang berjalan menuju kedalam sebuah ruang kecil di ujung lorong.
Lubang angin terletak diantara lubang kosong diatas permukaan air sumur, bahkan ada empat buah banyaknya, lamat-lamat tampak ada cahaya menyorot masuk, dengan ketajaman mata yang dimiliki masih bisa menangkap pemandangan di sekitar sana.
Ouyang Siong segera mengambil kertas, membuat api dan menyulut lampu lentera.
Cahaya lampu yang terang benderang segera menerangi seluruh ruangan tersebut.
Dalam ruangan itu tersedia peti pakaian serta bahan makanan yang bisa tahan lama, sekalian itu juga tersedia dua guci arak.
Sambil tertawa Ouyang Siong lantas berkata:
"Lim Giok, dalam peti itu tersedia pakaian, ambillah sendiri dan tukar pakaian yang basah itu".
Dalam hati Cu Siau hong berpikir:
"Disini tersedia pakaian, bahan makanan dan minuman, tampaknya sekalipun harus bersembunyi tiga sampai lima hari tanpa keluar dari sini juga bukan merupakan sesuatu yang susah".
Sementara itu, Kiau Hui nio sambil menyapu rambut yang basah kuyup, dengan wajah tak senang hati berkata:
"Bagaimanapun juga, kita tak bisa berdiam terlalu lama ditempat ini...."
Ouyang Siong tertawa, selanya:
"Tak ada orang yang menyuruh kau tinggal disini sepanjang masa, tapi demi menyelamatkan diri, terpaksa musti berbuat demikian
"Hmm... Kau anggap tempat ini sudah cukup aman?"
Masa ada orang bisa menemukan tempat ini? Ouyang Siong balik bertanya dengan wajah tertegun.
Mungkin sekali, terutama bila memasang lampu, seraya berkata dia lantas memadamkan lentera itu.
Terdengar suara bentakan yang lengking dan tajam kedengaran sedang berkumandang diatas rumah sana.
"Hey, sebetulnya kalian tahu aturan tidak? Tempat ini adalah sebuah rumah pribadi, mengapa kalian menerjang masuk seenaknya sendiri?"
Paras muka Ouyang Siong segera berubah hebat, dengan cepat dia memusatkan selruuh perhatiannya untuk mendengarkan pembicaraan tersebut.
Kiau Hui nio segera menghembuskan napas panjang, gumamnya:
"Ketajaman pendengaran orang-orang Kay-pang sungguh amat lihay, coba terlambat selangkah, sudah pasti jejak kita akan ketahuan"
Moga-moga saja kau tidak meninggalkan bekas apa-apa dimulut sumur sana, bisik Ouyang Siong pula.
Terdengar suara yang berat dan berwibawa kembali membentak:
"Kiau Hui nio, Ouyang Siong, kalian ber-dua adalah jago-jago kenamaan dalam du-nia persilatan, kalau main sembunyi macam cucu kura-kura begitu apakah tidak malu akan ditertawakan orang?"
Waah...... rupanya mereka sudah dapat meraba jelas diri kita semua" bisik Kiau Hui nio.
"Ketajaman pendengaran Kay pang tersohor dimana-mana, bila kita bisa bersembunyi sekian lama disini tanpa diketahui mereka kejadian ini baru diluar dugaan namanya" setelah berhenti sejenak, terusnya:
"Sekarang bila jejak kita bisa ditemukan hal ini lebih baik lagi"
"Kalau ditemukan malah baik? tampaknya kau tidak merasa tegang barang sedikitpun, apakah .....''
Ouyang Siong segera tersenyum, tukasnya:
"Asal kau tidak sampai meninggalkan jejak dimulut sumur, aku percaya mereka tak akan mampu untuk mencari jejak kita sam-pai disini" sesudah menghembuskan napas panjang, terusnya:
"Dikemudian hari, apa yang harus kita lakukan semuanya tergantung pada dirimu"
"Tergantung aku? Apa maksukmu?" seru Kiau Hui nio.

'Sesungguhnya kita memang tidak memi-liki kekuatan untuk melawan Kay pang, bagaimana mungkin bisa menghadapi kekuatan yang begitu besar? nampaknya kita hanya bisa menggantungkan diri pada Ti Thian-hua!"
"Hmm! Ti Thian hua dan Ngo tok giok li masih bertahan terus dalam ruangan kecil dibawah bukit sana, dia memiliki kemampuan apa untuk membebaskan kita dari mara bahaya?
Ouyang siong tertawa.
Sekalipun Ti Thian hua tidak berjumpa dengan Ngo tok giok li, ia sama saja tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk melakukan perlawanan ...... "Oooh... jadi maksudmu kau minta agar dia melepaskan tanda bahaya untuk minta tolong?" kata Kiau Hui nio sambil manggut--manggut"
"Benar!" Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"Hui nio, sudah sekian lama kau bergumul dengan Ti Thian hua, apakah kau belum berhasil menanyai duduknya persoalan sampai jelas?"
"'Kau anggap Ti Thian hua si bocah muda itu gampang dihadapi! Bocah itu lebih licin daripada seekor belut, aku sudah menggunakan pelbagai akal untuk memancingnya, tapi ia tetap menutup mulutnya rapat-rapat"
"Suhu!" ujar Cu Siau hong pula, "kalau memang Ti Thian hua itu sangat licik, mengapa ki-ta tidak berusaha untuk menaklukkannya lebih dulu, kemudian baru memaksanua untuk mengatakan hal-hal yang sebenarnya?"
Mendengar perkataan itu kontan saja Kiau Hui nio tertawa dingin.
'Heeehh..... heeehh........ heeehh jalan pemikiranmu tampaknya jauh lebih indah daripada gurumu!"
Cu Siau hong segera berpura-pura tidak habis mengerti, katanya:
Kiau cianpwe dalam bagian yang manakah boanpwe telah salah berbicara.....?'
"Kau anggap suhumu itu manusia macam apa?
Bila ia mampu untuk membekuk Ti Thian hua serta memaksa untuk berbicara, memangnya musti menunggu sampai kau ajukan usulmu tersebut?"
"Kenapa? Apakah limu silat yang dimilikinya jauh lebih dari tangguh daripada kepandaian suhu?"
Sementara mengucapkan perkataan itu, secara diam-diam ia memperhatikan perubahan wajah kedua orang itu.
Ouyang Siong bermuram durja tanpa mengucapkan sepatah katapun, sebaiknya Kiau Hui nio memperlihatkan senyumannya yang amat dingin bagaikan es.
Tapi kedua pihak tidak melanjutkan kembali perdebatannya mengenai persoalan itu.
Dalam keadaan begini, Cu Siau-hong juga tidak banyak berbicara lagi.
Lebih kurang seperminum teh kemudian, Ouyang Siong baru menghenbuskan napas panjang, katanya:
''Aaaai ..... akhirnya orang-orang Kay pang sudah pergi semua meninggalkan tempat ini".
"Aku telah mengerahkan segenap kemampuan yang kumiliki tapi gagal juga untuk memperoleh keterangan apa-apa, yaaa hal ini apa boleh buat lagi?"
'Hui-nio aku lihat persoalan ini sudah mencapai pada saat untuk segera diselesaikan, kita tak bisa mengulur waktu terus menerus seperti keadaan sekarang ini!"
Cu Siau hong yang mendengarkan pembicaan itu, diam-diam lantas berpikir dalam ha tinya:
"Oooh....... rupanya pentolan yang memimpin penyergapan pada perguruan Bu kek bun adalah Ti Thian hua'
Selain daripada itu, diapun menemukan bahwa dibalik peristiwa tersebut masih tersimpan banyak rahasia lain lagi seperti Ouyang Siong yang mempunyai kedudukan tinggi dalam dunia persilatan. agaknya dia juga hanya diperalat orang lain, bukan saja telah diperalat bahkan seperti telah diperalat lantas ditinggalkan orang dengan begitu saja.
"Menemukan semua hal tersebut, selain merasa geli, Cu Siau hong juga merasa agak terkejut.
Orang yang bisa membuat Ouyang Siong seorang jago persilatan yang tersohor karena kegarangannya tunduk seratus persen melaksanakan perintah tanpa membantah ini tentu saja bukan manusia semacam Ti Thian hua melainkan dibelakangnya pasti masih berdiri sederetan manusia lagi.
Tapi siapakah orang-orang itu? Tampaknya Ouyang Siong sendiripun tidak mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya, Ti Thian hua tidak lebih hanya jembatan peranta-ra mereka saja.
Itu berarti orang itu tak bole hamti, bila dia sampai mati maka segala sesuatunya akan terputus.
Sayangnya Cu Siau hong tak berdaya untuk menyiarkan kabar yang sedang dihadapinya sekarang kepada rekan-rekan lainnya.
Terdengar Ouyang Siong pelan-pelan berkata:
"Hui nio, apakah Ti Thian hua telah memberi kebaikan kepadamu?"
"Kau tak usanh mengaco belo, kebaikan apa yang telah ia berikan kepadaku?"
Ouyang Siong segera tertawa:
"Jadi kalau begitu kita masih tetap senasib sependeritaan?"
"Benar!"
"Aaai.... Saat ini ......"
Mendadak dia menggerakkan tangannya dan mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kanan Kiau Hui nio, kemudian sambil mendengus dingin lanjutnya:
"Soal ini..... aku rasa belum tentu begitu, kau ini tak lebih cuma sorang lonte busuk....."
"Hei apa-apan kamu ini? Rupanya kau sudah gila?" teriak Kiau Hui nio dengan suara setengah menjerit.
''Aku tidak gila, bahkan selalu waras dan sadar Hui nio! Sudah hampir sepuluh tahun kita berhubungan, tidak kusangka kalau kau telah menghianati diriku"
"Lepaskan aku... .."
"Hui nio` ucap Ouyang Siong dingin, jika hari ini kau tidak memberi keterangan yang memuaskan diriku, sekarang aku juga dapat membinasakan dirimu"
Suaranya dingin dan nyaring, wajahnya amat serius.
Kiau Hui nio menjadi tertegun, tapi sejenak kemudian serunya lagi dengan suara dingin.
"Ouyang siong kau ......."
"Aku berbicara dengan serius" tukas Ouyang Siong "jika kau tidak percaya dengan perkataanku, tak ada salahnya kalau kau mencoba-coba untuk membungkam"
Kiau Hui nio tertawa dingin, katanya lagi:
"Ouyang Siong kau tak boleh memfitnah orang seenaknya sendiri, kau mengatakan aku telah menghianatimu, apa buktinya"
"Bukti? Saban hari kau bergumul dengan Ti Thian hua sibocah keparat itu, sudah berapa kali kau menyeleweng dan memberi topi hijau (istilah untuk bini yang menyeleweng dengan lelaki lain) diatas kelapaku, tapi apa yang berhasil kau peroleh darinya?"

"Ti Thian hua bocah muda itu pandai menutup mulut, sudah kugunakan pelbagai cara untuk memancingnya, tapi aku tidak berhasil juga untuk mengorek keterangan darinya, lantas apa yang musti kulakukan?"
"Kalau begitu, kau sia-sia saja menemaninya tidur?"
Kiau Hui nio melirik sekejap ke arah Cu Siau hong, lalu serunya:
"Tidak malukah kau mengucapkan kata-kata semacam itu dihadapan muridmu....?"
Ouyang Siong tertawa terbahak-bahak:
"Haaahhh..... haaahhh..... haaahhh..... Hui nio, kalau toh enggan minum arak kehormatan, maka silahkan kau merasakan secawan arak hukumanku ini"
Tangan kirinya lantas mencengkeram jari kelingking tangan kanan Kiau Hui nio dan mematahakannya keras-keras.......
"Kraaak!" sebuah jari tangan Kiau Hui nio segera dipatahkan menjadi dua bagian.
Kiau Hui nio menjerit kesakitan, peluh dingin membasahi sekujur badannya lantaran sakit.
"Kiau Hui nio!" kembali Ouyang Siong dengan suara dingin, "apa yang kau rasakan sekarang Cuma satu permulaan, aku bisa mematahkan semua tulang persendian dari keempat anggota badan, kemudian akan kusiksa dirimu selama tiga lima hari sebelum membiarkan kau mampus!"
Apa vang dikatakan ternyata segera dilaksanakan, sepasang tangannya mencengkeram tangan perempuan itu dan .... "Kraaak!" kembali terdengar suara tulang yang patah, tahu-tahu sendi tulang sikut lengan kanan Kiau Hui nio sudah dipatahkan secara keras.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema memenuhi seluruh ruangan, saking kesakitannya air mata sampai bercucuran membasahi wajah Kiau Hui nio.
"Ouyang Siong!" jeritan Kiau Hui nio kemudian dengan suara yang memilukan hati.
"Kau tak boleh menyiksa aku dengan cara seperti ini!"
Tiba-tiba Ouyang Siong melepaskan cengkeramannya pada urat nadi diatas pergelangan tangan kanan Kiau Hui nio, tapi tangan kanannya segera diayunkan kemuka dan......
"Plok!" sebuah tamparan keras telah bersarang diatas wajah perempuan itu.
Saking kerasnya tamparan itu sampai tu-buh Kiau Hiu nio berputar satu lingkaran besar kemudian jatuh terduduk diatas tanah.
"Hui-nio, mau bicara tidak kau?" bentak Ouyang Siong sambil tertawa hambar.
Rambut Kiau Hui nio sudah awut-awutan tidak karuan, dengan sedih sahutnya:
"Hatimu sungguh teramat kejam!"
Ouyang Siong mendengus dingin, kakinya segara diinjakkan keatas kaki kiri Kiau Hui -nio, lalu ancamnya:
"Jika kau tak mau berbicara lagi, segera ku remuk hancur tulang kaki kirimu ini!"
Sekarang rasa takut dan ngeri baru tercermin diatas wajah Kiau Hui nio, buru-buru sahutnya:
"Yaa, yaaa, aku bicara, aku bicara!" "Bagus sekali, nah katakan sekarang!"
"Ti Thian-hua hanya pernah menyinggung soal gurunya denganku..."
"Siapa namanya? Dan sekarang berada dimana? ' tukas Ouyang Siong.
"Ia belum sampai mengucapkannya keluar, orang itu amat teliti dan kewaspadaannya tinggi, walaupun aku telah berusaha dengan segala kemampuan, tapi dia hanya mengucapkan sepatah dua patah kata saja lantas membungkam kembali"
"Lalu, siapa-siapa saja yang terlibat dalam penyergapan ke dalam perkampungan Ing gwat san-ceng malam itu?"
"Soal ini akupun telah menanyakan kepada Ti Thian hua!"
"Apa yang dia katakan?"
"Dia bilang orang-orang itu adalah para busu bersabuk biru!"
"Busu bersabuk biru? Manusia dari golongan manakah mereka?"
"Soal ini Ti Thian hua tak pernah mau mengatakannya"
"Suhu" Cu Siau-hong lantas berbisik, "mungkin apa yang dikatakan Kiau cianpwe itu benar, dalam keadaan seperti ini agaknya ia tak ada kepentingannya untuk menutupi diri Ti Thian hua"
`Aku memang bicara dengan sejujurnya!" seru Kiau Hui nio cepat-cepat.
Ouyang Siong menghela napas ringan, katanya kemudian:
"Lim Giok, kau tidak tahu orang ini disebut Boan ko hui hoa, dia adalah seorang manusia yang suka membohong orang, aku cukup memahami tentang karakternya"
"Ouyang Siong, kau juga seorang jago ka-wakan, dengan Ti Thian hua juga sudah berkumpul beberapa bulan lamanya, tapi selama ini apakah kau berhasil mendengar se-suatu rahasia atau berhasil mengorek berita dari mulutnya?"
Mendengar perkataan itu, Ouyang Siong lantas jadi tertegun, kemudian ia termenung dan membungkam dalam seribu bahasa.
"Pada hakekatnya ia selalu waspada dan berhati-hati terhadap kita, atau boleh dibi-lang klta hanya diperalat saja olehnya" ka-ta Kiau Hui nio lagi.
"Suhu!" Cu Siau hong kembali berkata, sekarang Ti Thian hua berada dimana? Kita harus mencari akal untuk membekuk-nya dan memaksa dia untuk berbicara dengan demikian bukankah urusan akan menjadi terang dengan sendirinya?"
'LimGiok, Perkataanmu memang benar" seru Kiau Hui nio pula, inilah kesempatan yang paling baik untuk kita.
''Baik!'' ujar Ouyang Siong kemudian, "Kiau Hui nio, ulangi sekali lagi perkataanmu, Ti Thian hua sekarang berada dimana?"
ia masih berada didalam rumah kecil dibawah tebing sana, saling bertahan bersama Ngo tok giok li'
Dengan cara apa kita harus menghadapinya?
Mau dihadapi dengan cara apapun boleh asal kau jangan menaruh curiga lagi kepadaku"
Ouyang Siong segera menyambung kembali tulang persendiannya yang patah ini tapi dengan cepat menotok pula dua buah jalan darahnya.
Setelah tulang persendiannya disambung kembali, rasa sakit jauh berkurang dan Kiau Hui nio pun bisa berbicara lagi dengan suara nyaring, tapi jelas masih kedengaran agak ngeri dan takut, katanya:
"Kalian harus mencari akal untuk mempertahankan kehidupan Ngo tok giok li, sebelum kalian membunuh Ti Thian hua, lebih baik carilah akal untuk mempelajari dulu cara untuk membebaskan totokan jalan darahnya"
"Kau tak perlu kuatir, aku tak akan membunuh Ti Thian hua"
Setelah berpaling dan memandang sekejap kearah Cu Siau hong, serunya kembali:
"Lim Giok, mari kita pergi!"
Kiau Hui nio menjadi sangat terkejut, teriaknya:

"Ouyang Siong, kau hendak meninggalkan aku disini?"
"Benar, kau harus berpikir secara baik-baik, selama banyak tahun bagaimanakah sikapku terhadapmu?"
"Sikapmu terhadapku baik, cuma sayang kau terlalu banyak curiga, aaai ! Kalau toh kau suruh aku melakukan tugas bagimu, mengapa pula kau musti banyak curiga kepadaku?"
Dengan dingin Ouyang Siong segera menjawab:
"Kiau Hui nio, lebih baik beristirahatlah saja disini dengan tenang, aku akan pergi menangkap Ti Thian hua, setelah itu akan balik lagi kemari.
"Lim Giok, hayo kita berangkat!"
Kiau Hui nio mengerti bahwa tekad Ouyang Siong telah bulat, maka diapun tidak banyak berbicara lagi, sebab kalau tidak besar kemungkinan ia akan mencari penyakit buat diri sendiri.
Ouyang Siong segera mengajak Cu Siau hong keluar dari sumur itu, setelah bertukar pakaian, dengan menggunakan kegelapan malam segera berangkat menuju ke tebing tersebut.
Dalam rumah batu kecil dikaki tebing itu secara lamat-lamat masih kelihatan ada cahaya lampu, meski tirai telah diturunkan, Ouyang Siong berpaling sekejap kebelakang seraya berbisik.
''Lim Giok, hayo kita maju lebih kedepan!"
Cu Siau hong merasakan hatinya tergerak, segera pikirnya.
"Ngo tok giok li pernah berjumpa denganku, bila melihat aku datang nanti kemungkinan besar dia akan memperlihatkan sikap tertegun atau tercengang, dengan watak Ouyang Siong yang banyak curiga, ia parti akan menaruh kecurigaan pula terhadapku, hal ini bisa membahayakan penyamaranku!"
Berpikir demikian dia lantas berbisik lirih:
"Suhu, perlu tidak kita memakai kerudung muka agar tidak dikenal mereka?"
"Benar, Ouyang Siong segera mengangguk Ti-Thian hua memang seorang bocah keparat yang licik, kalau ia sudah mengetahui indentitasku, besar kemungkinan tak akan bicara terus terang, lebih baik memang kita berkerudung agar membuat bingungnya dia"
Setelah berhenti sejenak terusnya:
"Lim Giok nanti lebih baik kau saja yang menanyai dirinya" .
"Tecu terima perintah!"
Ouyang Siong segera mengeluarkan sebuah sa-pu tangan dan segera membungkus wajah sendiri.
Cu Siau hong pun telah mempersiapkan diri sedari tadi, wajahnya telah dibungkus sedemikian rupa sehingga tinggal sepasang matanya saja yang kelihatan.
Tiba-tiba Ouyang Siong berpaling sambil mena-tap wajah Cu Siau hong sekian lama ia menepuk baju sianak muda itu seraya berkata:
"Belum lagi kuajarkan ilmu silat secara baik--baik kepadamu, sekarang kau sudah musti bertu-gas bagiku!"
"Bila suhu ada urusan yang menjadi muridnya sudah wajar untuk melaksanakannya"
Ouyang Siong manggut-manggut.
"Baik, kau harus berhati-hati ikut dibe-lakangku'.
Sambil berkata dia lantas melompat ke de-pan sejauh satu kaki lebih.
Cu Siau hong memperhatikannya dengan seksama, dia merasa bahwa gerakan tubuh o-rang itu seenteng daun kering, sedikitpun tidak menimbulkan suara apa-apa, tanpa terasa pikirnya:
"Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Ouyang Siong sungguh amat sempurna ....
buru-buru dia menyusul dari belakang.
Pemuda ini sangat teliti dan berhati-hati dalam setiap tindakannya, ia tak berani terlalu memamerkan ilmu meringankan tubuh-nya. sebab kuatir kalau rahasia penyamarannya ketahuan.
Begitulah kedua orang itu dengan satu di-depan dan yang lain di belakang, pelan-pelan berjalan ke luar menuju rumah batu kecil itu.
Meski dalam ruangan ada cahaya lampu, tapi mengintip dari celah-celah jendela, sulit untuk melihat jelas pemandangan didalam ruangan itu...
Ouyang Siong mengerutkan dahinya, kemudian memusatkan perhatiannya untuk menyadap pembicaraan yang sedang berlangsung didalam sana.
Terdengar seorang sedang berkata:
"Nona Ciat, sudahkah jalan pikiranmu itu terbuka?"
Suara tersebut adalah suara dari Ti Thian hua.
'Pikiran apakah yang telah terbuka?" tanya Ciat Hi hoa.
"Sekalipun aku terkena racunmu, tapi aku masih mempunyai kemampuan untuk merebut obat pemunahmu!"
"Hmm! Ngo tok-bun memiliki beraneka ragam obat beracun, salah satu saja diantaranya sudah cukup untuk merenggut nyawa manusia bila terkena ....."
"Kau bukan lagi menggertak aku bukan?"
"Aku berbicara dengan sejujurnya, tidak percaya, silahkan untuk mencoba saja"
'Nona, andaikata aku sampai mati kau sendiripun jangan harap bisa hidup"
"Sama-sama..... sama-sama.....!"
'Nona Ciat, mengapa kita harus saling bertengkar sampai mencapai taraf menyangkut mati hidup kita berdua?"
'Sebenarnya memang tak usah sampai begitu, asal kau serahkan Gin Kiok kepadaku, akupun tak akan beribut denganmu lebih lanjut"
"Tapi aku sudah terkena racun jahat darimu!"
"Tentu saja aku dapat memunahkan racun itu, cuma kaupun harus membebaskan dulu totokan diatas jalan darahku itu!"
''Ciat Hi hoa, persoalan diantara kita berdua, tampaknya selalu mempunyai suatu jarak pemisah, kalau begini terus keadaannya sampai tua pun persoalan tak dapat diselesaikan"
"Aku cukup mengenal sifat licikmu, aku tak dapat membebaskan dulu racun yang mengeram di dalam tubuhmu itu"
"Nona Ciat sekalipun aku sudah terkena racun jahat, akan tetapi aku masib mempunyai kekuat-an yang lebih dari cukup untuk membunuh dirimnu... '
'Kau menilai terlalu rendah kekuatan dari Ngo tok bun kami, racun yang mengeram ditububmu itu, selain bisa kambuh setiap saat, juga sangat mempengaruhi kekuatan tenaga dalammu, aku rasa kau tak akan sanggup untuk membunuh diri-ku."
Ouyang Siong yang berada diluar rumah se gera berbisik:
Lim Giok tampaknya kedua orang itu sudah sama2 kehilangan kemampuan untuk melakukan perlawanan mari kita menyerbu kedalam!"
"Kalau didengar dari pembicaraan budak itu, tampaknya dia masih memiliki kemampuan untuk melepaskan racun, apakan kita pun harus turun tangan untuk menaklukkanya"

"Orang-orang Ngo tok bun sangat menakutkan dan berbahaya, kita tak boleh terlalu gegabah"
Sesudah berhenti sebentar, terusnya:
"Begitu menyerbu kedalam ruangan, secara berpencar kita tubruk kedua orang itu, kau menghadapi Ngo tok giok li sedang aku menghadapi Ti Thian hua, kalau bisa kita musti berhasil dalam sekali penyerangan, jangan memberi kesempatan apapun, kepada mereka untuk melancarkan serangan balasan!"
"Bagaimana setelah berhasil membekuk kedua orang itu?"
"Kemudian tinggalkan Ngo tok giok li dan bawa pergi Ti Thian-hua..."
"Tecu mengerti!"
Ouyang Siong memperhatikan sekejap suasana disekeliling tempat itu, kemudian sambil mengerahkan tenaganya "Blaaam" dia menghajar jendela kayu disisi rumah batu itu.
'Sungguh dahsyat tenaga serangannya itu, dalam sekali pukulan saja daun jendela itu sudah hancur berkeping-keping.
Kemudian Ouyang Siong menerjang masuk lebih dahulu ke dalam disusul oleh Cu Siau hong dari belakang.
"Gerakan yang dilakukan kedua orang itu sama-sama cepatnya,
Tampak Ti Thian hua dan Ciat Hi hua sedang duduk diatas kursi dalam jarak lebih kurang lima depa.
Ouyang Siong segera menubruk kearah Ti Thian hua, sedangkan Cu Siau hong menerjang kearah Ciat Hi hua.
Mendengar suara benturan yang amat keras, Ti Thian hua segera melompat bangun, serunya:
"Kalian......"
Belum habis dia berkata, jari tangan kanan Ouyang Siong sudah menyambar kemuka dan menotok jalan darah bisu ditubuh Ti Thian hua, kemudian tangan kirinya dia ayun ke muka menyambar pinggangnya dan sambil membopong tubuhnya kabur melalui jendela.
Sementara itu Cu Siau hong juga telah berhasil menotok jalan darah tidur di badan Ngo tok giok li, kemudian sambil membopong tubuh gadis itu melompat pula keluar dari ruangan tersebut lewat jendela.
Gerakan tubuh Ouyang Siong sungguh cepat sekali, Cu Siau hong hanya berhenti sejenak saja, ia sudah berada puluhan depa jauhnya di depan sana"
Cu Siau hong terpaksa mengerahkan tenaganya untuk menyusul dari belakang.
Ouyang Siong berlarian menuju ke sebuah bukit lebih kurang enam tujuh li dari rumah batu itu, kemudian berhenti.
Ouyang Siong menotok dulu jalan darah pada sepasang lengan dan sepasang kaki Ti Thian hua, kemudian baru menepuk bebas jalan darah bisu ditubuh Ti Thian hua.
Dengan tertotoknya jalan darah tersebut, maka sepasang kaki dan tangan Ti Thian hua sama sekali tak ammpu berkutik lagi, keadaan tersebut tak ubahnya seperti orang lumpuh.
Sementara itu, Ouyang Siong bersembunyi dibelakang tubuh Ti Thian hua sambil menempelkan tangannya diatas batok kepala pemuda itu atau dengan perkataan lain, Ti Thian hua sama sekali tak mampu berkutik lagi, bahkan untuk memutar tengkuknya juga tak bisa.
Ti Thian-hua memang cukup hebat, sekalipun ia dalam keadaan berbahaya ternyata ia tidak sampai menjadi kalut atau gugup setelah menghembuskan napas panjang, katanya:
"'Siapa kau? Bukan membunuh diriku me-ngapa kau bawa aku kemari?, Apa yang kau kehendaki dariku?"
`Aku tidak menghendaki apa-apa, aku hanya ingin kau menjawab dengan sejujurnya" jawab Ouyang Siong dingin.
"Menjawab dengan sejujurnya?"
"Benar, apa yang kuajukan kepadamu, kau harus segera menjawab dengan sebenarnya."
"Kalau aku enggan menjawab"
"Itu berarti kau akan merasakan bagaimana penderitaannya bila nadimu putus dan mati secara mengenaskan!" Ti Thian hua merasakan hatinya bergetar keras, mulutnya terbungkam dan tidak berbicara lagi. .
"'Sekarang sebutkan dulu siapa namamu!'
"Aku the Ti bernama Thian hua!"
"Kau datang dari mana? Siapa-pula gurumu?"
"Sekalipun kujawab, belum tentu kau akan mengenalinya"
Tak usah ambil perduli aku tahu atau tidak, aku hanya meminta kepadamu untuk menjawab dengan sejujurnya"
"Aku datang dari Thian ti pulau Ba yu to"
"Thian ti Ba yu to berada dimana?"
"Siapa kau?" bukan menjawab Ti Thian hua segera menegur.
Ouyang Siong segera mengerahkan tenaga dalamnya dengan memperkencang cengkeramannya pada tubuh lawan, Ti Thian hua segera merasakan kepalanya yang dicengkeram oleh kelima jari tangan lawan amat sakit sukar ditahan, tak kuasa lagi dia menjerit kesakitan sekeras-kerasnya.
Sambil mengendorkan cengkeraman kelima jari tangannya, 0uyang Siong berkata lagi, "dengan suara dingin
"Dengarkan baik-baik, 'aku tidak ingin banyak bertanya, jika kau berani membangkang lagi, jangan salahkan kalau kuremuk batok kepala-mu itu...!"
Dengan teliti dan penuh perhatian Ti Thian-hua mendengarkan suara pembicaraan itu, Cu Siau hong juga mendengarkan dengan saksama ....
Tapi Ouyang Siong memang sangat hebat, ternyata dia memiliki kemampuan untuk merubah nada suaranya, dengan demikan suara yang terpancar keluar dari mulutnya sekarang kedengarannya sangat asing sekali .....
Bukan saja hal mana sangat mengejutkan Ti Thian hua, bahkan juga membuat Cu Siau hong merasa terperanjat, sekarang dia baru yakin kalau Ouyang Sioug benar-benar merupakan seorang manusia yang sangat licik.
Sekalipun ilmu merubah suara yang dimilikinya itu bukan termasuk sesuatu perbuatan yang menyulitkan, akan tetapi jika bukan hasil yang bisa dicapai dalam sehari dua hari saja, bila tiada latihan selama tiga sampai lima hari, jangan harap bisa mencapai! taraf sesempurna itu.
Suara seorang manusia yang sama sekali asing baginya itu, segera menimbulkan perasaan ngeri dan seram dalam hati kecil Ti Thian hua tapi diluar paras mukanya dia bersikap tenang sambil tertawa dingin katanya kemudian.
"Beritahu kepadaku, sebenarnya siapa kau?'
"Kau masih berani banyak cerewet?"

"Paling tidak aku harus mengetahui dengan jelas lebih dulu indetitasmu"
"Tidak perlu, cukup asal kau bersedia menjawab semua pertanyaanku dengan sejujurnya"
"Sobat apakah kau datang atas suruhan orang lain?"
''Boleh dibilang begitulah!"
"Kau musti tahu apa akibatnya bila aku kau bunuh"
Soal ini aku mah kurang percaya, sekalipun kubunuh dirimu, apa pula akibatnya."
Cu Siau hong kuatir kalau dalam keadaan gusar Ouyang Siong benar-benar membunuh Ti Thian- hua, cepat dia menjawil ujung bajunya untuk menberi tanda.
Merasakan jawilan tersebut, Ouyang Siong segera meningkatkan kewaspadaanya, dengan dingin dia lantas berkata:
"Baiklah ingin ku dengar apa akibatnya bisa terjadi setelah kubunuh dirimu?"
"Pertama, bila kau membunuh aku maka sama artinya dengan telah membunuh Ngo tok giok li, dia adalah satu-satunya putri kesayangan dari Ngo tok buncu di wilayah Siang see .."
"Kalian toh dua orang, mengapa setelah kubunuh dirimu sama artinya dengan membunuh dirinya? '
"Sebab aku telah menotok tiga buah jalan darah penting ...."
"Itu mah gampang" Ouyang Siong segera menukas, 'sebentar akan kubebaskan totokannya itu!"
'Totokan itu kulancarkan dengan suatu kepandaian khusus, orang yang tidak memahami kepandaian tersebut, bukan saja tak akan mampu untuk membebaskan jalan darahnya yang tertolok bahkan bila turun tangan secara gegabah bisa mengakibatkan keadaan yang lebih fatal, bahkan mungkin sekali akan mengancam pula selembar jiwanya" Ouyang Siong segera mendengus dingin.
'Hmm! Kami-tak akan mengutik dirinya kan beres .....''
"Sekalipun tidak digubris, akhirnya dia juga akan mati, bila batas waktunya telah sampai dan jalan darah yang tertotok itu belum juga dibebaskan, akhirnya dia akan mati secara mengerikan"
'Itu sih gampang, kalau kau ingin menolong jiwanya, asal kau ajarkan ilmu membebaskan jalan darah tersebut dan aku yang akan menolong jiwanya nanti, urusan toh akan beres"
"Sobat, tidakkah kau merasa bahwa ucapanmu terlampau seenaknya?`
"Mau diajarkan atau tidak toh urusanmu, kami tak akan memaksa dirimu untuk berbuat demikian"
"Benar, kalian boleh membunuh diriku, tapi jangan harap bisa memaksa aku untuk membebaskan totokan jalan darah tersebut kepada kalian"
"Siapa yang berhutang dia pula yang ha-rus membayar, aku tidak percaya kalau il-mu totokan tersebut adalah hasil ciptaanmu sendiri, bila Ngo tok giok li sampai mati, pihak Ngo tok bun toh pasti akan berhasil melacaki pembunuhnya lewat totokan jalan darahmu itu"
Ti Thian hua segera menghembuskan napas panjang.
"Aaaai......! Tampaknya alasan ini tak akan membuat jalan pikiranmu berubah?"
"Tentu saja tidak"
"Baik! Alasan yang kedua ada sangkut pautnya dengan dirimu!"kata Ti Thian-hua kemudian.
"Katakan !"
"Entah siapapun kau ini, dan apa pula kedudukannya dalam dunia persilatan, tapi bila kau telah membunuhku maka kau pasti akan memperoleh balasan yang setimpal"
"Setelah kubunuh dirimu, toh tiada orang yang tahu akulah yang membinasakan dirimu, sekalipun mereka hendak membalas dendam juga tak akan tahu siapa aku ini?"
"Apakah kau tidak merasa bahwa ucapan mu itu terlalu percaya pada kemampuanmu sendiri?''seru Ti Thian hua dingin.
"Orang she Ti apakah kau ingin mengulur waktu?"
"Dalam kenyataan aku juga sudah mengerti, sekalipun aku berbicara terus terang belum tentu kau akan melepaskan diriku dalam keadaan hidup..."
"Itu mah belum tentu. ' kami tidak lain hanya ingin mengetahui dari manakah kedatanganmu'
'Oooh...Kau hendak melakukan apa?"
"Menolong orang!"
"Siapa yang hendak kau tolong?"
Ouyang Siong menjadi termangu-mangu, pikirnya:
"Menolong siapa ? Wah celaka, aku tidak siap..." '
Dalam gelisahnya, tiba tiba satu ingatan melintas dalam benaknya, dengan cepat sa-hutnya:
"Tiong It-ki!"
"Kau orang Kay pang" tegur Ti Thian hua.
Ouyang Siong mendengus dingin.
"Hmm! Aku yang sedang bertanya kepadamu, bukan kau yang bertanya kepadaku?" tegurnya.
-ooo0ooo-
BAGIAN 15
AKU tahu!" jawab Ti Thian hua.
"Kalau sudah tahu, itu lebih baik lagi nah sekarang jawab saja pertanyaan lohu!"
"Aku datang dari Thian ti Bu-yu-to. soal ini aku kan sudah menjawab dengan jelasnya,
"Siapa gurumu?"
"Sekalipun kusebutkan, kau juga tak akan tahu, lebih baik tak usah kukatakan saja"
"Kalau tidak kau jawab, maka jangan harap kau bisa meninggalkan tempat ini dalam keadaan hidup"
"Sekalipun kuucapkan juga bakal mampus, tidak bicara juga akan mampus, siapa tahu setelah kuucapkan mungkin kematian bagiku akan tiba dengan lebih cepat?"
Ouyang Siong segera mendengus dingin.
"Kalau begitu, kau merasa takut sekali untuk mati?"
"Takut! Cuma kalau aku pasti akan mampus, lebih baik mati agak gagah sedikit, nah sobat, silahkan turun tangan!"
Ouyaug Siong menjadi tertegun, kemudian katanya:
"Orang she Ti, bagi seorang manusia, entah dia memiliki kepandaian seberapa besar, entah dia memiliki kemampuan sebera-pa besar, asal sudah mampus, diapun akan seperti manusia biasa, mampus seperti lentera yang kehabisan minyak .....
"Tadi aku masih merasa agak tergertak dan takut mati, aku tak sampai berpikir se-cermat itu, sayang kau telah memberi kesempatan kepadaku untuk berubah pikiran, se-karang aku telah memahami teori dibalik kesemuanya itu, maka aku tak akan kena kau gertak lagi"
'Baik!" ujar Ouyang Siong kemudian dingin, kalau begitu mari kita buktikan bersama, sudah puluhan tahun lohu berkelana dalam dunia persilatan, aku tidak percaya kalau tak punya kemampuan untuk menaklukkan dirimu"
Tiba-tiba ia cengkeram lengan kanan Ti Thian hua, kemudian "Kraak!" mematahkan sendi tulang sikut kanannya secara kasar dan keji.
Rasa sakit yang ditimbulkan dari pematahan sen tulang badan luar biasa hebatnya apalagi beberapa buah jalan darah tubuh Ti Thian hua sudah tertotok sehingga tak mampu mengerahkan tenaga untuk melawan rasa sakit tersebut, bisa dibayangkan bagaimana tersiksanya lelaki itu, saking tak tahannya melawan rasa sakit tersebut, peluh dingin bercucuran membasahi sekujur badannya.
Tapi ia masih berusaha untuk menahan rasa sakit itu dengan sekuat tenaga walau pada akhirnya dia merintih juga saking tak tahannya.
Ouyang Siong benar-benar berhati keji, dengan cepat dia cengkeram lengan kiri Ti Thianhua siap-siap untuk mematahkan pula.
"LEPAS tangan?" mendadak terdengar seseorang membentak keras dengan suara sedingin es.
Suara itu berasal tak jauh dari belakang tubuhnya.
tanpa mengucapkan sepatah katapun Ouyang Siang melepaskan cengkeramannya pada lengan kiri Ti Thian hua, kemudian dengan tangan kanan melindungi badan dan tangan kiri dia ayunkan ke muka, dia bacok kepala Ti Thian hua dengan kecepatan luar biasa.
Segulung tenaga pukulan yang dahsyat mendadak menggulung tiba dari belakang dan langsung menyergap jalan darah penting diatas tubuh Ouyang Siong.
Dengan tibanya ancaman tersebut, andaikan Ouyang siong melancarkan serangannya maka sekalipun dia akan berhasil membinasakan Ti Thian-hua akan tetapi sulit baginya untuk menghindarkan diri dari ancaman yang menyergap tiba dari belakang itu.
Sudut serangan yang dilancarkan orang itu sungguh hebat sekali, bukan saja tak akan tercapai oleh lengan kanan Ouyang Siong, sekalipun dia ingin menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keraspun tak bisa.
Dalam keadaan demikian terpaksa dia harus menghindarkan diri ke samping.
Dengan cepat Ouyang Siong menggerakkan badannya dan menghindar sejauh dua langkah kesamping.
Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, se-gulung angin pukulan yang amat dahsyst bagaikan angin puyuh kembali menyapu ketubuh Ou-yang siong .......
Ternyata penyerang itu adalah Tan Tiang kim tianglo dari perkumpulan Kay pang.
Ouyang Sioog merasa amat terkesiap, segera pikirnya.
"Jangan-jangan dia sudah mengenali siapakah diriku?"
Akan tetapi Tan Tiang kim tidak membongkar rahasia penyamarannya itu, diapun tidak menegur atau membentak, hanya kaki dan tangannya saja masih bekerja keras melancarkan serangkaian se-rangan berantai.
Dalam keadaan demikian Ouyang Siong tidak mempunyai niat untuk melancarkan serangannya lebih jauh, setelah menyambut beberapa gebrakan, dia lantas memutar badan dan melarikan diri dari tempat kejadian.
Tan Tiang kim tidak melakukan pengejaran. tapi berjalan kesamping Ti Thian hua lalu dia menyambung tulang persendian pada sikut tangannya, setelah itu baru katanya dengan dingin.
Ti Thian hua masih sadarkah kau?"
Ti Thian hua menghembuskan napas, lalu sahutnya:
"Aku tahu kau telah menyelamatkan diriku!" Aku si pengemis tua tidak seharusnya menyelamatkan dirimu"
"Kau menginginkan aku membalas budi ini dengan cara yang bagaimana?"
"Aku hanya ingin mengetahui siapa saja yang terlibat dalam penyerangan terhadap perkampungan Ing gwat san ceng dan siapa pula yang telah melarikan Tiong It ki?"
"Tentang hal itu, maaf kalau aku tak sanggup untuk menjawabnya"
"Kau tidak berani mengatakannya?"
"Aku hanya bisa memberitahukan kepadamu bahwa akupun termasuk salah seorang pem-bunuh yang ikut menyerang perkampungan Ing gwat san-ceng pada malam itu"
"Soal lain, maaf kalau tidak bisa kukatakan" sambung Ti Thian hua lebih jauh.
Tan Tiang kim termenung sebentar, tiba-tiba dia mengangkat tangannya memberi tanda, dua orang pengemis berusia pertengahan segera munculkan diri.
Dengan suara readah Tan Tiang kim memesan beberapa patah kata kepada dua orang pengemis berusia setengah umur itu, mereka lantas mengeluarkan selembar kain hitam dan menutupi sepasang mata Ti Thian hua, setelah itu memasukkan tubuhnya ke dalam karung dan dibawa pergi meninggalkan tem-pat itu.
Menanti kedua orang itu sudah pergi jauh, Tan Tiang kim baru berseru dengan suara rendah:
'Cu kongcu, silahkan keluar!"
Ternyata Cu Siau hong tidak ikut kabur, bersama Ouyang Siong, ketika Ouyang Siong membalikkan badan dan melarikan diri meninggalkan tempat itu Cu Siau hong secara cekatan telah menyembunyikan diri dibelakang batu besar.
Mendengar seruan tersebut, dia lantas mengiakan dan munculkan diri, lalu sambil tertawa katanya:
"Menjumpai Tan locianpwe!"
Tan Tiang kim menghela napes panjang katanya kemudian:
"Siau hong, sunio mu sangat merindukan It ki dan menguatirkan keselamatanmu, dia sudah mengajukan permintaannya kepadaku sebanyak dua kali dan berharap kau bisa cepat kembali"
Cu Siau hong termenung sebentar kemudian sahutnya.
"Locianpwe, dewasa ini Ouyang Siong memang sudah tiada harganya lagi untuk diselidiki, sedikit sekali yang diketahuinya ten-tang Ti Thian hua, itu berarti dia sendiripun tak tahu saat ini It ki sute disekap dimana"
Bagaimana dengan Ti Thian hua? Apakah dia mengetahui akan duduknya persoalan?
"Kalau dilihat situasinya sekarang, tampaknya dia adalah satu satunya orang yang mengetahui tentang persoalan ini, sedang-kan Ouyang Siong maupun Kiau Hui nio tidak lebih hanya diperalat saja olehnya"
Jelek-jelek begitu Ouyang Siong juga seo-rang jago kawakan, malah dia tersohor.
Sebagai seorang manusia yang sangat licik, mengapa ia dapat diperalat orang?"
Mungkin hanya Ti Thian hua seorang yang dapat menjawab pertanyaan ini!" sahut Cu Siau hong.
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"T' Thian hua takut mati, tapi dia amat licik, kecuali kalau kau bisa meyakinakan bahwa pengakuannya akan mendatangkan kebaikan baginya, mungkin ia bersedia untuk mengungkapkan duduknya persoalan ini!'
Tan Tiang kim manggut-manggut.
"Aku mengerti, mari kita pergi!"
"Tidak aku harus kembali lagi ke samping Ouyang Siong"
"Kenapa, Bukankah kau sudah mengatakan kalau dia tiada harganya lagi ......?"
"Kiau Hui nio mungkin masih mengeta-hui sedikit rahasia, entah dengan cara apa lagi Ouyang Siong akan memaksanya untuk menjawab? Aku harus ikut menguping pembicaraan itu, selama beberapa hari ini kalian tak usah mengganggu Liong siang-pu-ceng lagi, bila tidak kutemukan beberapa persoalan yang menguntungkan, dua tiga hari lagi aku akan pulang sendiri .......

'Tidak menunggu sampai Tan Tiang kim menjawab, Cu Siau hong telah membalikkan badannya dan berlalu dari situ.
Dia sengaja memutar satu lingkaran besar, bahkan meninggalkan pula banyak tanda tanda seba-gai persiapan bilamana diperlukan.
Tiba kembali dalam Liong siang pu ceng, Ou-yang Siong telah menggusur keluar Kiau Hui nio dari dalam sumur.
Waktu itu mereka sedang duduk saling berhadapan dalam ruangan tengah .......
Dangan napas yang terengah-engah Cu Siau hong segera menyelinap masuk kedalam ruangan.
"Lim Giok!" Oumg Siong segera menegur, "bagaimana caramu meloloskan diri? Tidak sedi-kit bukan jago-jago Kay-pang yang muncul disa-na?"
"Tidak sedikit, aku saksikan bagaimana mere-ka masukkan tubuh Ti Thian hua ke dalam ka-rung goni dan membawanya pergi"
"Bagaimana caramu meloloskan diri?"
"Tecu tidak lari, kalau aku lari sudah pasti akan tertangkap oleh mereka"
"Lantas kau ........
"Tecu menyembunyikan diri, setelah mereka pergi semua meninggalkan tempat itu, aku baru datang kemari"
"Bagus sekali, caramu itu memang sebuah cara yang bagus sekali"
Sinar matanya lantas dialihkan kewajah Kiau Hui nio, kemudian katanya dengan dingin:
"Ucapanmu tidak benar, Lim Giok tidak menghianati aku, kau yang telah menghianati diriku"
Kiau Hui nio mendongakkan kepalanya dan memandang sekejap kearah Cu Siau hong, bibirnya bergerak seperti hendak mengucapkan sesuatu, ta-pi waktu itu kemudian dibatalkan.
"Kiau locianpwe'' Cu Siau hong segera berkata. "jika kau ingin mengatakan sesuatu katakan lah, aku memang datang dari Kay pang. tak bisa disalahkan kalau menaruh curiga kepadaku, cuma aku dapat memberi penjelasan kepadamu"
Kiau Hui nio segera tertawa.
"Lim Giok, ketika kau belum pulang tadi, aku memang telah mengucapkan sepatah dua patah kata, tapi kau telah kembali kemari, ini membuktikan kalau pandanganku keliru"
Ouyang Siong tertawa dingin, ejeknya:
Hui nio, apakah hatimu merasa tidak e-nak, tidak senang karena melihat aku mendapat seorang murid yang baik? Maka dengan pelbagai akal muslihat berusaha untuk memisahkan hubungan antara kami guru dan murid .....?' .
Cu Siau hong menghela napas panjang, katanya kemudian:
"Bolehkah tecu mengucapkan beberapa patah kata?"
''Baik, katakanlah!"
"Suhu, Kiau cianpwe, tecu rasa situasi yang sedang kita hadapi sekarang ini tidak menguntungkan, aku rasa keadaan semacam ini bukanlah saat yang tepat untuk sa-ling bercekcok"
"Benar!" seru Kiau Hui nio cepat-cepat, saat ini adalah saat apa, tapi gurumu masih saja memusuhi diriku terus menerus"
"Suhu, bagaimanapun hubungan antara Kiau cianpwe dengan Ti Thian hua, toh yang pasti dia sudah bergaul selama hampir se-puluh tahun lamanya dengan suhu, Ti Thian hua sibocah keparat itu lebih licik dari se-tan, mana kita boleh mempercayainya!"
"Lim Giok, kau tidak tahu nona Kiau tersohor karena mulutnya yang pandai berbicara, kata-katanya bisa membuat orang yang sudah matipun menjadi hidup kembali"
"Sekalipun Kiau ciaupwe mempunyai bakat yang bagus untuk berbicara, tapi Ti Thian hua bukan seorang manusia yang mudah ditaklukkan apalagi setelah suhu mengusiknya hari ini, dia pasti akan
menaruh curiga bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang berkomplot antara kau dengan Kiau cianpwe'
"Lim Giok, kau.....'' tukas Ouyang Siong.
Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya mendadak Kiau Hui nio melompat bangun seraya berseru:
"Kalian telah membunuh Ti Thian hua?"
Sebenarnya Ouyang Siong hendak mencegah Cu Siau hong untuk berbicara lebih lanjut, ia percaya Ti Thian hua pasti tak akan berhasil untuk mengenali suaranya.
tapi setelah mendengar jerit kaget dari Kiau Hui nio, dengan cepat ia menutup kembali mulutnya rapat-rapat.
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah banyak berpengalaman, begitu mendengar ucapan tersebut, ia lantas memahami siasat dari Cu Siau hong itu telah mendatangkan hasil yang amat besar, siapa tahu kalau lantaran peristiwa ini mereka akan berhasil mengorek banyak raha-sia dari mulut Kiau Hui nio?
Benar juga, dengan gelisah Kiau Hui nio segera berseru:
"Aduh......celaka, celaka ..."
"Apanya yang celaka" tanya Ouyang Siong.
"Benarkah kau telah membunuh Ti Thian hua'' Cu Siau hong segera menjawab:
"Sebenarnya suhu bermaksud untuk membunuh Ti Thian hua, tapi dia sudah keburu ditolong oleh orang orang Kay pang"
"kalau ditolong oleh Kay pang keadaan semakin runyam lagi"
"Kenapa?" tanya Ouyang Siong.
Kiau Hui nio menghela napas panjang.
"Aaai.... Kau mengira dalam kota Siang-yang cuma hanya ada Ti Thian hua seorang?"'
"Orang-orang mereka kan sudah pergi semua, memangnya sekarang dia bukan seorang diri?"
Kiau Hui nio gelengkan kembali kepalanya.
Kau tidak tahu, mereka masih meninggalkan sebagian orang-orangnya didalam kota Si-ang-yang"
"Dimana? Siapa-siapa saja mereka itu?"
Inilah pertanyaan yang ingin diketahui oleh Cu Siau hong, dengan cepat dia pasang telinganya baik-baik untuk mendengakan keterangan tersebut ......
Siapa tahu Kiau Hui nio segera menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku tidak tahu!"
"Kau tidak tahu .....'
'Benar,Ti Thian hua sangat rapat menutup mulutnya sekalipun seorang yang sudah berpengalaman dalam dunia persilatan juga tak bisa menandingi dirinya, aku bisa tahu kalau dikota Siang-yang masih ada orang orang mereka adalah disebabkan dia mengucapkan persoalan itu tanpa sengaja, tapi begitu merasa kalau telah salah berbicara, dia lantas menutup mulutnya rapat-rapat"

"Soal ini mungkin saja merupakan siasatnya yang sengaja berbuat demikian untuk mengelabuhi kita?" kata Cu Siau hong.
"Atas dasar apa kau berani mengatakan demikian?"
"Atas dua hal, pertama ketika Ti Thian hua keracunan, ternyata tak ada orang yang menolongnya, kedua ketika ia dibawa lari o-rang-orang Kay-pang juga tak ada orang yang menyelamatkan jiwanya"
"Darimana kau bisa tahu kalau orang-orang Kay pang itu bukan penyaruan dari mereka?"
"orang itu adalah Tan Tiang kim tianglo dari Kay pang!" Ouyang Siong menerangkan.

No comments: