Thursday 29 January 2009

Pena Wasiat 14

Oleh : Tjan ID

"BARUSAN kau suruh Lim Giok menyebut apa kepadaku?"
Ouyang Siong tersenyum.
"Hui-nio!" katanya, kau ingin dia memang-gil apa kepadamu?"
"Kecuali Lo nio tak pernah kau jemput pulang dengan menggunakan tandu besar, hubungan diantara kita berdua sudah tiada rahasia apa-apa lagi, kenapa kau tidak suruh dia memanggilku dengan sebutan sunio?" seru Kiau Hui nio penasaran.

Mendengar itu, Ouyang Siong segera tertawa terbahak-behak. .
"Haaaahh.... Haaahhh..... haaahhh Kiau Hui nio, apa sih artinya suatu sebutan bagimu?
"Hmmm! Aku sih memang tak ambil perduli cuma aku merasa tak ada salahnya juga kalau suruh dia menyebut sunio kepadaku!"
"Persoalan ini lebih baik kita bicarakan lagi di kemudian hari, bagaimanapun juga Lim Giok toh tak akan pergi dalam waktu singkat, di kemudian hari jika kau ingin dia menyebut apa kepadamu, rasanya hal ini juga bukan sesuatu yang terlalu sulit?
"Kenapa? Dikemudian hari apakah kau akan menahannya untuk selalu mendampingimu?"
"Apakah lantaran wajahnya terlalu cakep, ma-ka kau merasa agak kuatir?"
"Hey, apa maksudmu berkata demikian?" tegur Kiau Hui nio dengan mata molotot.
Ouyang Siong segera tersenyum:
"Kiau Hui nio, kita tak usah membicarakan soal ini lagi, Oya aku ingin tahu saat ini Ngo tok giok li ada dimana?"
Setelah persoalan dialihkan ke masalah yang lain Kiau Hui nio pun segera tersenyum, sahutnya:
"Dia masih saling bertahan dengan Ti Thian hua, meskipun Ti Thian hua ber-hasil menotok jalan darahnya, namun gadis itupun telah melepaskan racun jahat ke da-lam tubuh Ti Thian hua"
"Sekarang, apakah mereka masih berada di dalam rumah kecil dibawah bukit?"
Kiau Hui nio manggut-manggut. .
"Selama bergaul dengan Ti Thian hua beberapa hari ini, berhasilkah kau menggorek beberapa keterangan dari mulutnya?" kembali Ouyang Siong bertanya:
"Ti Thian hua si bocah muda itu sungguh hebat sekali, ia pandai sekali menutup mulut
sampai sekarang aku masih belum berhasil untuk mengorek keterangan apa-apa darinya"
Ouyang Siong segera tertawa,kembali dia berkata:
"Hui nio, dengan pengalamanmu yang cukup matang dalam dunia persilatan, apalagi kepandaianmu untuk berbicara, masakah tiada kabar berita apa-spa yang berhasil kau dapatkan?`
"Ketahuilah, Ti Thian hua si bocah muda itu bukan seseorang yang gampang dihadapi, cuma kalau Ngo tok giok li tidak memunahkan pengaruh racun yang mengeram didalam tubuhnya, lewat tengah hari nanti selembar jiwanya pasti akan melayang"
"Jika dia mampus, urusannya pasti akan hertambah terang" kata Ouyang Siong sam-bil tertawa.
"Akupun berpendapat demikian"
"Baiklah! Sebelum tengah hari nanti, aku ingin berkunjung ke rumah batu itu . "
Sorot matanya lantas dialihkan ke wajah Cu Siau hong, sambungnya:
'Lim Giok, apakah kau mempunyai sua-tu akal agar orang-orang Kay pang tidak mengenali raut wajahmu lagi?"
"Setiap anggota Kaypang semuanya per-nah belajar ilmu merias muka, cuma tecu tak berani menjamin apakah penyaruan tecu berhasil mengelabuhi ketajaman mata orang--orang Kaypang atau tidak'
Kalau begitu, cobalah untuk menyaru!"
Cu Siau hong mengiakan, dia lantas putar badan dan mengundurkan diri dari situ.
Tak lama kemudian si anak muda itu telah muncul kembali dihadapan mereka berdua.
Meskipun wajahnya telah dirubah sedikit namun tidak terlalu banyak perubahannya.
"Aaah ...tidak bisa, tidak bisa penyaruanmu itu kurang sempurna . ."kata Kiau Hui nio sambil menggelengkan kepalanya .
Cu Siau hong segera berpikir.
"Kiau Hui nio agaknya paling susah dihadapi, aku tak usah menyakiti dirinya ...."
Berpikir sampai disitu Cu Siau hong segera menjura seraya berkata:
"Mohon locianpwe suka memberi petunjuk"
Sambil tertawa Ouyang Siong berkata pula:
"Kiau locianpwe adalah seorang ahli dalam ilmu merias wajah, bila ia bersedia memberi petunjuk kepadamu tanggung banyak manfaat yang bakal kau raih dirinya"
"Hayo jalan! Aku akan meriaskan wajahmu" seru perempuan itu.
Kepandaiannya merias-muka betul-betul luar biasa sekali, setelah meriaskan wajah sang pemuda diapun memanggil tukang jahit untuk buatkan delapan stel pakaian baru untuk Cu Siau hong dan menitahkan mereka untuk kerja lembur.
Ketika selesai menyaru dan bercermin, mau tak mau Cu Siau hong harus mengagumi juga kelihayan Kiau Hui nio didalam merias muka walaupun cuma beberapa olesan saja, tapi seluruh bentuk wajah pemuda itu telah mengalami banyak perubahan.
Setelah memperhatikan sekejap ke kiri dan ke kanan, Kiau Hui nio melirik sekejap ke arah Ouyang Siong, kemudian katanya sambil tertawa:
"Besok, jika ia telah berganti dengan pakaian baru, tanggung sekalipun dia berjalan disisi Yu Lip belum tentu orang itu bisa mengenali dirinya kembali"
"Kepandaian Kiau cianpwe sungguh amat lihay" puji Cu Siau hong.
-ooo0ooo-
BAGIAN 14
NAK! tukas Kiau Hui nio. dapatkah kau memanggilku dengan sebutan sunio? Aku dengan gurumu..... '
"Hui-nio!" cepat-cepat Ouyang Siong memotong, ingatlah saat ini adalah saat apa, bila persoalan tersebut dibicarakan, mungkin Giok-ji malah akan kau buat menjadi kebingungan"
Dari pembicaraan tersebut dapat terlihat betapa sayangnya orang ini terhadap Cu Siau-hong, ini menandakan pula bahwa dia merasa sangat gembira karena bisa menerima seorang murid seperti itu.

No comments: